Pages

Minggu, 03 Mei 2015

Mengenal Jangkrik Lebih Dekat
Jangkrik termasuk hewan purba yang masih ada hingga saat ini. Setidaknya jangkrik telah ada di bumi sejak 48 juta tahun yang lalu, dibuktikan dengan ditemukannya fosil jangkrik yang terperangkap pada getah pohon di Kolombia.

A. SEJARAH
Di negara Cina, jangkrik telah lama disadari keberadaannya sebagai penghasil suara. Pada zaman sebelum Dinasti Tang tahun 500 sebelum Masehi sampai 618 Masehi, masyarakat Cina telah mengagumi suara jangkrik. Pada zaman tersebut juga ditemukan lukisan jangkrik, lukisan tersebut diperkirakan dibuat pada tahun 300 sebelum Masehi.

Selama masa pemerintahan Dinasti Tang pada tahun 618-906 Masehi, sebagian masyarakat Cina mulai melihara jangkrik dewasa dalam wadah yang terbuat dari bambu, untuk dinikmati suaranya. Pada zaman tersebut juga ditemukan puisi yang menceritakan tentang suara jangkrik.

Sejak saat itu muncullah kepercayaan bahwa jangkrik pembawa keberuntungan dalam berbisnis, sehingga hampir semua orang memelihara jangkrik dalam wadah bambu. Pada tahun 960-1278 Masehi di bawah pemerintahan Dinasti Song, kegiatan adu jangkrik merupakan olahraga yang sangat populer dan ba­nyak digemari.

Di beberapa tempat di Indonesia, sejak dahulu kafa suara jangkrik jeliteng dan jerabang dipercaya mampu mengusir tikus sedangkan suara jangkrik bering dipercaya mampu menarik ular. Kegiatan beternak jangkrik di Indonesia mulai disadari seiring dengan banyak bermunculannya para penghobi burung berkicau, ikan hias, produsen kosmetik, dan para peneliti dalam bidang toksikologi dan fisiologi serangga yang semuanya itu membutuhkan pasokan jangkrik hidup dalam jumlah yang sangat ba­nyak



B. MORFOLOGI
Tubuh jangkrik mempunyai rangka luar dari bahan kitin yang disebut eksoskeleton. Jangkrik bersayap dua pasang, sepasang sayap depan dan sepasang sayap belakang, namun ada juga jenis jangkrik yang tidak bersayap, meskipun demikian jangkrik yang diternakkan pada umumnya mempunyai sayap jika telah dewasa (imago). Sayap depan diistilahkan dengan nama tegmina, yaitu sayap yang berbentuk seperti kertas perkamen dengan venasi atau alur-alur pembuluh darah yang sangat kompleks pada sayap. Tubuh jangkrik dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu caput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut).

Pada kepala jangkrik terdapat sepasang antena, mata majemuk, mata oseli, labrum (bibir atas), labium (bibir bawah), mandibula (gigi), dan alat tambahan lain yang berfungsi sebagai lidah yaitu palpus maksilaris dan palpus labialis. Di dalam kepala jangkrik terdapat otak yang terdiri atas otak depan, otak tengah, dan otak belakang dengan fungsi masing-masing yang berbeda, namun semuanya berkaitan dengan sistem indera dan hormon yang ada pada tubuh jangkrik.

Antena digunakan sebagai sensor rasa dan bau (chemoreceptor), mata majemuk digunakan sebagai sensor cahaya (chromoreceptor) untuk melihat bentuk dan warna, sedangkan mata tunggal digunakan untuk membedakan intensitas cahaya.

Bagian toraks terdapat alat-alat gerak yang berupa dua pasang sayap, tiga pasang kaki, dan terdapat pronotum yang keras, menutup bagian dorsal hingga lateral toraks.

Sayap depan (tegmina) jangkrik jantan berbentuk gelombang, yaitu permukaannya tidak rata dapat memproduksi suara dengan cara menggesekkan antar sayap depan tersebut.
 
Gambar 1.Sayap Depan Jangkrik Jantan
Suara yang diproduksi digunakan sebagai alat komunikasi antar jangkrik (auditory organ), mekanisme penghasil suara pada serangga yang digunakan sebagai sarana komunikasi disebut dengan istilah striduiatory mechanism.

Jangkrik jantan memproduksi suara untuk berbagai kepentingan, diantaranya adalah untuk:
  • Menandai wilayah teritorialnya.
  • Bersenandung untuk mencari pasangan (mencari betina).
  • Menunjukkan jika sedang marah dan siap berkelahi.
Masing-masing suara dalam berbagai kepentingan tersebut mempunyai panjang suara dan intonasi yang berbeda.

Sayap depan (tegmina) jangkrik betina relatif lebih rata dengan venasi yang teratur nyaris tidak bergelombang, sehingga jangkrik betina tidak dapat menghasilkan suara
 
Gambar 2.Sayap Depan Jangkrik Betina
Sayap belakang jangkrik berupa membran halus yang pada kondisi istirahat terlipat secara rapih di bawah sayap depan dan akan terbentang lebar ketika digunakan untuk terbang. Selain sayap, organ lokomotor/penggerak pada jangkrik adalah kaki. Kaki jangkrik seperti kaki serangga pada umumnya yaitu terdiri atas koksa, trokanter, femur, tibia, dan tarsus.

Tympanum
jangkrik terletak pada bagian posterior basal tibia kaki depan (Gambar 6). Tympanum adalah membran yang berfungsi sebagai telinga yang mampu menerima rangsang suara. Oleh karena itu tibia kaki depan jangkrik betina berperan dalam keberhasilan proses perkawinan.
 
Gambar 3. Kaki depan jangkrik

Kaki depan jangkrik selain berfungsi untuk telinga juga di­gunakan untuk berjalan, demikian juga dengan kaki tengahnya. Kaki belakangnya selain digunakan untuk berjalan juga berfung­si untuk melompat, baik untuk mengawali penerbangan maupun untuk mencapai tempat lain dalam jarak yang cukup jauh. Tipe kaki untuk melompat ini disebut dengan istilah saltatohal.

Abdomen
merupakan bagian tubuh yang memuat alat pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Abdomen jangkrik terdiri atas 9 ruas. Bagian dorsal dan ventral mengalami sklerotisasi sedangkan bagian yang menghubungkannya berupa membran. Bagian dorsal yang mengeras disebut terga sedangkan bagian ventral yang mengeras disebut sterna dan membran yang menghubungkan antara terga dan sterna disebut pleura

Alat penceranaan jangkrik terdiri atas usus depan untuk peng-hancuran makanan, usus tengah untuk penyerapan sari makanan, dan usus belakang untuk pengeluaran sisa-sisa makanan.
 
Gambar 4. Ovipositor - organ untuk meletakkan telur pada jangkrik
Alat reproduksi pada jangkrik jantan adalah aedeagus dan pada jangkrik betina adalah ovipositor. Aedeagus pada jangkrik jantan tidak terlihat karena berada di dalam tubuh, sedangkan ovipositor pada jangkrik betina terlihat jelas seperti bentuk jarum yang ujungnya seperti tombak dan berfungsi untuk meletakkan telur.



TUGAS ENTOMOLOGI
MENGENAL JANGKRIK LEBIH DEKAT



NAMA      : PUTRI QALBINA
NIM           : 1201342
PRODI       : PENDIDIKAN BIOLOGI




JURUSAN BOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015


A.    FAMILI POPHALANGOPSIDAE
(cengkerik-cengkerik bersayap bongkok)
Famili ini diwakili di Amerika Utara oleh dua jenis yaitu Chypoderris, yang terdapat di gnung-gunung Amerika Serikat barat laut dan Kanada barat daya. Serangga-serangga yang dewasa berwarna kecoklatan dengan tanda-tanda yang sedikit, secara relatif kokoh, dan panjangnya kira-kira 25 mm. Pada Tetiigoniidae sayap depan kiri adalah yang paling atas, dan kirinya satu-satunya yang berfungsi. Pada kelompok ini sayap depan mungkin posisinya yang teratas, dan pada yang jantan dapat merubah posisi-posisi sayap ketika sedang bernyanyi. Nyanyian C. monstrosa Uhler adalah lengkingan nada yang keras dan sangat tinggi (12-13 kHz) selama kira-kira 2 detik atau kurang, yang mempunyai kualitas pulsasi sedikit yaitu yang rupa-rupanya karena pemindahan posisi sayap-sayap depan selam nyanyian.
Subfamili Rhaphidophorinae
(cengkerik-cengkerik onta atau gua)
Serangga-serangga ini berwarna kecoklatan dan agak bongkok penampilannya dan terdapat di gua-gua, di pohon-pohon yang berlubang, di bawah kayu-kayuan atau batu-batuan, dan di tempat-tempat gelap yang lembab. Sungut seringkali sangat panjang. Kebanyakan jenis dalam kelompok ini termasuk genus Ceuthophilus dengan 114 jenis di Amerika Serikat dan Kanada.
Subfamili Stenopelmatinae
(cengkerik-cengkerik batu, atau pasir, atau Jerusalem)
Serangga-serangga ini panjangnya 20-50 mm, dan kepala dan abdomen agak besar dan kokoh. Mereka biasanya berwarna kecoklatan dengan pita-pita hitam pada abdomen. Mereka biasanya terdapat di bawah batu-batuan atau di dalam tanah-tanah yang gembur.
B.     FAMILI GRYLLIDAE
(cengkerik-cengkerik)
Cengkerik-cengkerik menyerupai belalang bersungut panjang yang mempunyai sungut panjang yang melancip, organ-organ pembuat suara pada sayap-sayap depan pada yang jantan, dan organ-organ pendengaran pada tibiae muka, tetapi berlainan dari mereka yang mempunyai tidak lebih dari tiga tarsus, alat perteluran (ovopositor) biasanya seperti jarum atau silindris dari pada gepeng, dan sayap=sayap depan membengkok ke bawah agak tajam pada sisi-sisi tubuh. Banyak dari serangga-serangga ini sebagai penyanyi-penyanyi terkenal, dan tiap-tiap jenis memiiki satu nyanyian yang khas. Kebanyakan jenis, telur-telurnya hidup dalam musim dingin, diletakkan biasanya di dalam tanah atau tumbuh-tumbuhan.

Subfamili Oechantinae
(cengkerik-cengkerik pohon)
Kebanyakan cengkerik-cengkerik pohon adalah serangga yang ramping, keputih-putihan atau hijau pucat. Semuanya adalah penyanyi-penyanyi yang hebat. Beberapa enis terdapat di pohon-pohon dan semak-semak, lainnya terdapat di lapangan-lapangan bergulma. Cengkerik pohon bersalju, Oecanthus fultoni, penghuni semak-semak, mengekrik (berdesit) dengan laju yang sangat teratur, yang bervariasi dengan suhu. Kebanyakan jenis cengkerik-cengkerik pohon menghasilkan lengkingan-lengkingan yang keras. Beberapa jenis penghuni pohon memiliki nyanyi-nyanyian yang terdiri dari letupan-letupan yng pendek. Cengkerik-cengkerik pohon meletakkan telur-telur mereka di dalam kulit kayu atau pada ranting-ranting dan seringkali menimbulkan kerusakan yang parah pada ranting-ranting tersebut karena perteluran mereka.
Subfamili Eneopterinae dan Trigoniidae
(cengkerik-cengkerik semak belukar)
Cengkerik semak belukar terutama penghuni semak atau pohon dan jarang sekali terdapat di aas tanah. Mereka berbeda dari cengkerik-cengkerik lainnya karena mempunyai ruas tarsus yang kedua yang nyata dan agak gepeng dan meluas ke lateral. Ruas ini agak kecil dan agak tertekan pada cengkerik-cengkerik lainnya. Eneopterinae berbeda dari Trigonidiinae karena agak lebih besar (pada Eneopterinae panjangnya 11-23 mm dan pada Trigonidiinae 4,0- 8,5 mm) dan dalam bentuk alat peneluran dan sifat duri-duri pada tibiae belakang.
Subfamili Mogoplistinae
(cengkerik-cengkerik bersisik)
Anggota-anggota dari anggota kelompok ini adalah serangga-serangga yang kecil tidak bersayap atau serangga yang gepeng, bertubuh ramping dan bersayap pendek yang penyebarannya terutama di daerah tropika. Mereka terdapat di semak-semak  atau dibawah reruntuhan di tempat-tempat yang berpasir dekat air. Tubuhnya tertutup dengan sisik-sisik yang terang tembus dan mudah hilang tergosok. Panjangnya 5-13 mm.
Subfamili Myrmecophilinae
(cengkerik-cengkerik pecinta semut)
Cengkerik-cengkerik ini kecil (panjangnya 2-4 mm) dan bulat telur melebar, dengan femora belakang yang sangat menggembung. Mereka hidup di dalam sarang-sarang semut dan makan sekresi dari semut-semut tersebut.
Subfamili Nemobiinae
(cengkerik-cengkerik tanah)
Cengkerik ini adalah serangga-serangga yang umum terdapat di padang-padang rumput, di lapangan rumput, sepanjang sisi jalan, dan di daerah-daerah yang berhutan. Ukuran mereka kurang dari 13 mm dan warnanya biasanya kecoklatan. Nyanyian-nyanyian kebanyakan jenis adalah lembut, bernada tinggi, dan seringkali lengkingan-lengkingan yang bergetar atau dengungan-dengungan.
Subfamili Gryllinae
(cengkerik-cengkerik rumah dan lapangan)
Cengkerik-cengkerik ini sangat mirip dengan cengkerik tanah, tetapi biasanya lebih besar (panjangnya lebih dari 13 mm), dan warna nya bervariasi dari coklat hingga hitam. Cengkerik-cengkerik lapangan adalah serangga-serangga yang sangat umum pada padang-padang rumput , lapangan-lapangan terbuka, sepanjang sisi-sisi jalan, dan di halaman-halaman, dan beberapa masuk ke rumah-rumah.
Subfamili Brachytrupinae
(cengkerik-cengkerik berekor pendek)
Alat perteluran mereka sangat pendek dan seringakali tidak kelihatan, agak lebih panjang dan ramping seperti pada kebanyakan cengkerik-cengkerik lainnya. Cengkerik jeni ini kebiasaannya membuat lubang dan biasanya terdapat dalam koloni-koloni, lubang galian mereka panjangnya 0,3 m atau lebih masuk ke dalam tanah. Mereka menghabiskan siang dengan berada di dalam lubang dan keluar pada malam hari.
C. FAMILI GRYLLOTALPIDAE
(cengkerik penggali tanah (gangsir))
Gangir adalah serangga-serangga yang berbulu kapok (berambut kecil) yang lebat berwarna kecoklatan dengan sungut yang pendek, dan tungkai-tungkai depannya sangat lebar dan membentuk sekop. Serangga-serangga ini membuat lubang dalam tanah yang lembab, biasanya dekt kolam-kolam aliran air, seringkali 150-200 mm di bawah permukaan. Terdapat sebuah tympanum pada tibia depan, dan yang jantan menyanyi


0 komentar:

Posting Komentar