Mengenal Jangkrik
Lebih Dekat
Jangkrik
termasuk hewan purba yang masih ada hingga saat ini. Setidaknya jangkrik telah
ada di bumi sejak 48 juta tahun yang lalu, dibuktikan dengan ditemukannya fosil
jangkrik yang terperangkap pada getah pohon di Kolombia.
A. SEJARAH
Di negara Cina, jangkrik telah lama disadari keberadaannya sebagai penghasil suara. Pada zaman sebelum Dinasti Tang tahun 500 sebelum Masehi sampai 618 Masehi, masyarakat Cina telah mengagumi suara jangkrik. Pada zaman tersebut juga ditemukan lukisan jangkrik, lukisan tersebut diperkirakan dibuat pada tahun 300 sebelum Masehi.
Selama masa pemerintahan Dinasti Tang pada tahun 618-906 Masehi, sebagian masyarakat Cina mulai melihara jangkrik dewasa dalam wadah yang terbuat dari bambu, untuk dinikmati suaranya. Pada zaman tersebut juga ditemukan puisi yang menceritakan tentang suara jangkrik.
Sejak saat itu muncullah kepercayaan bahwa jangkrik pembawa keberuntungan dalam berbisnis, sehingga hampir semua orang memelihara jangkrik dalam wadah bambu. Pada tahun 960-1278 Masehi di bawah pemerintahan Dinasti Song, kegiatan adu jangkrik merupakan olahraga yang sangat populer dan banyak digemari.
Di beberapa tempat di Indonesia, sejak dahulu kafa suara jangkrik jeliteng dan jerabang dipercaya mampu mengusir tikus sedangkan suara jangkrik bering dipercaya mampu menarik ular. Kegiatan beternak jangkrik di Indonesia mulai disadari seiring dengan banyak bermunculannya para penghobi burung berkicau, ikan hias, produsen kosmetik, dan para peneliti dalam bidang toksikologi dan fisiologi serangga yang semuanya itu membutuhkan pasokan jangkrik hidup dalam jumlah yang sangat banyak
A. SEJARAH
Di negara Cina, jangkrik telah lama disadari keberadaannya sebagai penghasil suara. Pada zaman sebelum Dinasti Tang tahun 500 sebelum Masehi sampai 618 Masehi, masyarakat Cina telah mengagumi suara jangkrik. Pada zaman tersebut juga ditemukan lukisan jangkrik, lukisan tersebut diperkirakan dibuat pada tahun 300 sebelum Masehi.
Selama masa pemerintahan Dinasti Tang pada tahun 618-906 Masehi, sebagian masyarakat Cina mulai melihara jangkrik dewasa dalam wadah yang terbuat dari bambu, untuk dinikmati suaranya. Pada zaman tersebut juga ditemukan puisi yang menceritakan tentang suara jangkrik.
Sejak saat itu muncullah kepercayaan bahwa jangkrik pembawa keberuntungan dalam berbisnis, sehingga hampir semua orang memelihara jangkrik dalam wadah bambu. Pada tahun 960-1278 Masehi di bawah pemerintahan Dinasti Song, kegiatan adu jangkrik merupakan olahraga yang sangat populer dan banyak digemari.
Di beberapa tempat di Indonesia, sejak dahulu kafa suara jangkrik jeliteng dan jerabang dipercaya mampu mengusir tikus sedangkan suara jangkrik bering dipercaya mampu menarik ular. Kegiatan beternak jangkrik di Indonesia mulai disadari seiring dengan banyak bermunculannya para penghobi burung berkicau, ikan hias, produsen kosmetik, dan para peneliti dalam bidang toksikologi dan fisiologi serangga yang semuanya itu membutuhkan pasokan jangkrik hidup dalam jumlah yang sangat banyak
B. MORFOLOGI
Tubuh jangkrik mempunyai rangka luar dari bahan kitin yang disebut eksoskeleton. Jangkrik bersayap dua pasang, sepasang sayap depan dan sepasang sayap belakang, namun ada juga jenis jangkrik yang tidak bersayap, meskipun demikian jangkrik yang diternakkan pada umumnya mempunyai sayap jika telah dewasa (imago). Sayap depan diistilahkan dengan nama tegmina, yaitu sayap yang berbentuk seperti kertas perkamen dengan venasi atau alur-alur pembuluh darah yang sangat kompleks pada sayap. Tubuh jangkrik dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu caput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut).
Pada kepala jangkrik terdapat sepasang antena, mata majemuk, mata oseli, labrum (bibir atas), labium (bibir bawah), mandibula (gigi), dan alat tambahan lain yang berfungsi sebagai lidah yaitu palpus maksilaris dan palpus labialis. Di dalam kepala jangkrik terdapat otak yang terdiri atas otak depan, otak tengah, dan otak belakang dengan fungsi masing-masing yang berbeda, namun semuanya berkaitan dengan sistem indera dan hormon yang ada pada tubuh jangkrik.
Antena digunakan sebagai sensor rasa dan bau (chemoreceptor), mata majemuk digunakan sebagai sensor cahaya (chromoreceptor) untuk melihat bentuk dan warna, sedangkan mata tunggal digunakan untuk membedakan intensitas cahaya.
Bagian toraks terdapat alat-alat gerak yang berupa dua pasang sayap, tiga pasang kaki, dan terdapat pronotum yang keras, menutup bagian dorsal hingga lateral toraks.
Sayap depan (tegmina) jangkrik jantan berbentuk gelombang, yaitu permukaannya tidak rata dapat memproduksi suara dengan cara menggesekkan antar sayap depan tersebut.
Suara yang
diproduksi digunakan sebagai alat komunikasi antar jangkrik (auditory
organ), mekanisme penghasil suara pada serangga yang digunakan sebagai
sarana komunikasi disebut dengan istilah striduiatory mechanism.
Jangkrik jantan memproduksi suara untuk berbagai kepentingan, diantaranya adalah untuk:
Jangkrik jantan memproduksi suara untuk berbagai kepentingan, diantaranya adalah untuk:
- Menandai wilayah teritorialnya.
- Bersenandung untuk mencari
pasangan (mencari betina).
- Menunjukkan jika sedang marah
dan siap berkelahi.
Masing-masing
suara dalam berbagai kepentingan tersebut mempunyai panjang suara dan intonasi
yang berbeda.
Sayap depan (tegmina) jangkrik betina relatif lebih rata dengan venasi yang teratur nyaris tidak bergelombang, sehingga jangkrik betina tidak dapat menghasilkan suara
Sayap depan (tegmina) jangkrik betina relatif lebih rata dengan venasi yang teratur nyaris tidak bergelombang, sehingga jangkrik betina tidak dapat menghasilkan suara
Sayap
belakang jangkrik berupa membran halus yang pada kondisi istirahat terlipat
secara rapih di bawah sayap depan dan akan terbentang lebar ketika digunakan
untuk terbang. Selain sayap, organ lokomotor/penggerak pada jangkrik adalah
kaki. Kaki jangkrik seperti kaki serangga pada umumnya yaitu terdiri atas koksa,
trokanter, femur, tibia, dan tarsus.
Tympanum jangkrik terletak pada bagian posterior basal tibia kaki depan (Gambar 6). Tympanum adalah membran yang berfungsi sebagai telinga yang mampu menerima rangsang suara. Oleh karena itu tibia kaki depan jangkrik betina berperan dalam keberhasilan proses perkawinan.
Tympanum jangkrik terletak pada bagian posterior basal tibia kaki depan (Gambar 6). Tympanum adalah membran yang berfungsi sebagai telinga yang mampu menerima rangsang suara. Oleh karena itu tibia kaki depan jangkrik betina berperan dalam keberhasilan proses perkawinan.
Kaki depan
jangkrik selain berfungsi untuk telinga juga digunakan untuk berjalan,
demikian juga dengan kaki tengahnya. Kaki belakangnya selain digunakan untuk
berjalan juga berfungsi untuk melompat, baik untuk mengawali penerbangan
maupun untuk mencapai tempat lain dalam jarak yang cukup jauh. Tipe kaki untuk
melompat ini disebut dengan istilah saltatohal.
Abdomen merupakan bagian tubuh yang memuat alat pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Abdomen jangkrik terdiri atas 9 ruas. Bagian dorsal dan ventral mengalami sklerotisasi sedangkan bagian yang menghubungkannya berupa membran. Bagian dorsal yang mengeras disebut terga sedangkan bagian ventral yang mengeras disebut sterna dan membran yang menghubungkan antara terga dan sterna disebut pleura
Alat penceranaan jangkrik terdiri atas usus depan untuk peng-hancuran makanan, usus tengah untuk penyerapan sari makanan, dan usus belakang untuk pengeluaran sisa-sisa makanan.
Abdomen merupakan bagian tubuh yang memuat alat pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Abdomen jangkrik terdiri atas 9 ruas. Bagian dorsal dan ventral mengalami sklerotisasi sedangkan bagian yang menghubungkannya berupa membran. Bagian dorsal yang mengeras disebut terga sedangkan bagian ventral yang mengeras disebut sterna dan membran yang menghubungkan antara terga dan sterna disebut pleura
Alat penceranaan jangkrik terdiri atas usus depan untuk peng-hancuran makanan, usus tengah untuk penyerapan sari makanan, dan usus belakang untuk pengeluaran sisa-sisa makanan.
Alat reproduksi pada jangkrik jantan adalah aedeagus dan pada
jangkrik betina adalah ovipositor. Aedeagus pada jangkrik jantan tidak
terlihat karena berada di dalam tubuh, sedangkan ovipositor pada
jangkrik betina terlihat jelas seperti bentuk jarum yang ujungnya seperti tombak
dan berfungsi untuk meletakkan telur.
TUGAS
ENTOMOLOGI
MENGENAL
JANGKRIK LEBIH DEKAT
NAMA :
PUTRI QALBINA
NIM
: 1201342
PRODI :
PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
BOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2015
A.
FAMILI
POPHALANGOPSIDAE
(cengkerik-cengkerik
bersayap bongkok)
Famili
ini diwakili di Amerika Utara oleh dua jenis yaitu Chypoderris, yang terdapat
di gnung-gunung Amerika Serikat barat laut dan Kanada barat daya.
Serangga-serangga yang dewasa berwarna kecoklatan dengan tanda-tanda yang
sedikit, secara relatif kokoh, dan panjangnya kira-kira 25 mm. Pada
Tetiigoniidae sayap depan kiri adalah yang paling atas, dan kirinya
satu-satunya yang berfungsi. Pada kelompok ini sayap depan mungkin posisinya
yang teratas, dan pada yang jantan dapat merubah posisi-posisi sayap ketika
sedang bernyanyi. Nyanyian C. monstrosa Uhler adalah lengkingan nada yang keras
dan sangat tinggi (12-13 kHz) selama kira-kira 2 detik atau kurang, yang
mempunyai kualitas pulsasi sedikit yaitu yang rupa-rupanya karena pemindahan
posisi sayap-sayap depan selam nyanyian.
Subfamili
Rhaphidophorinae
(cengkerik-cengkerik
onta atau gua)
Serangga-serangga
ini berwarna kecoklatan dan agak bongkok penampilannya dan terdapat di gua-gua,
di pohon-pohon yang berlubang, di bawah kayu-kayuan atau batu-batuan, dan di
tempat-tempat gelap yang lembab. Sungut seringkali sangat panjang. Kebanyakan
jenis dalam kelompok ini termasuk genus Ceuthophilus dengan 114 jenis di
Amerika Serikat dan Kanada.
Subfamili
Stenopelmatinae
(cengkerik-cengkerik
batu, atau pasir, atau Jerusalem)
Serangga-serangga
ini panjangnya 20-50 mm, dan kepala dan abdomen agak besar dan kokoh. Mereka
biasanya berwarna kecoklatan dengan pita-pita hitam pada abdomen. Mereka
biasanya terdapat di bawah batu-batuan atau di dalam tanah-tanah yang gembur.
B.
FAMILI
GRYLLIDAE
(cengkerik-cengkerik)
Cengkerik-cengkerik
menyerupai belalang bersungut panjang yang mempunyai sungut panjang yang
melancip, organ-organ pembuat suara pada sayap-sayap depan pada yang jantan,
dan organ-organ pendengaran pada tibiae muka, tetapi berlainan dari mereka yang
mempunyai tidak lebih dari tiga tarsus, alat perteluran (ovopositor) biasanya
seperti jarum atau silindris dari pada gepeng, dan sayap=sayap depan membengkok
ke bawah agak tajam pada sisi-sisi tubuh. Banyak dari serangga-serangga ini
sebagai penyanyi-penyanyi terkenal, dan tiap-tiap jenis memiiki satu nyanyian
yang khas. Kebanyakan jenis, telur-telurnya hidup dalam musim dingin,
diletakkan biasanya di dalam tanah atau tumbuh-tumbuhan.
Subfamili Oechantinae
(cengkerik-cengkerik
pohon)
Kebanyakan
cengkerik-cengkerik pohon adalah serangga yang ramping, keputih-putihan atau
hijau pucat. Semuanya adalah penyanyi-penyanyi yang hebat. Beberapa enis
terdapat di pohon-pohon dan semak-semak, lainnya terdapat di lapangan-lapangan
bergulma. Cengkerik pohon bersalju, Oecanthus fultoni, penghuni semak-semak,
mengekrik (berdesit) dengan laju yang sangat teratur, yang bervariasi dengan
suhu. Kebanyakan jenis cengkerik-cengkerik pohon menghasilkan
lengkingan-lengkingan yang keras. Beberapa jenis penghuni pohon memiliki
nyanyi-nyanyian yang terdiri dari letupan-letupan yng pendek.
Cengkerik-cengkerik pohon meletakkan telur-telur mereka di dalam kulit kayu
atau pada ranting-ranting dan seringkali menimbulkan kerusakan yang parah pada
ranting-ranting tersebut karena perteluran mereka.
Subfamili
Eneopterinae dan Trigoniidae
(cengkerik-cengkerik
semak belukar)
Cengkerik
semak belukar terutama penghuni semak atau pohon dan jarang sekali terdapat di
aas tanah. Mereka berbeda dari cengkerik-cengkerik lainnya karena mempunyai
ruas tarsus yang kedua yang nyata dan agak gepeng dan meluas ke lateral. Ruas
ini agak kecil dan agak tertekan pada cengkerik-cengkerik lainnya. Eneopterinae
berbeda dari Trigonidiinae karena agak lebih besar (pada Eneopterinae
panjangnya 11-23 mm dan pada Trigonidiinae 4,0- 8,5 mm) dan dalam bentuk alat
peneluran dan sifat duri-duri pada tibiae belakang.
Subfamili Mogoplistinae
(cengkerik-cengkerik
bersisik)
Anggota-anggota
dari anggota kelompok ini adalah serangga-serangga yang kecil tidak bersayap atau
serangga yang gepeng, bertubuh ramping dan bersayap pendek yang penyebarannya
terutama di daerah tropika. Mereka terdapat di semak-semak atau dibawah reruntuhan di tempat-tempat yang
berpasir dekat air. Tubuhnya tertutup dengan sisik-sisik yang terang tembus dan
mudah hilang tergosok. Panjangnya 5-13 mm.
Subfamili
Myrmecophilinae
(cengkerik-cengkerik
pecinta semut)
Cengkerik-cengkerik
ini kecil (panjangnya 2-4 mm) dan bulat telur melebar, dengan femora belakang
yang sangat menggembung. Mereka hidup di dalam sarang-sarang semut dan makan
sekresi dari semut-semut tersebut.
Subfamili Nemobiinae
(cengkerik-cengkerik
tanah)
Cengkerik
ini adalah serangga-serangga yang umum terdapat di padang-padang rumput, di
lapangan rumput, sepanjang sisi jalan, dan di daerah-daerah yang berhutan.
Ukuran mereka kurang dari 13 mm dan warnanya biasanya kecoklatan.
Nyanyian-nyanyian kebanyakan jenis adalah lembut, bernada tinggi, dan
seringkali lengkingan-lengkingan yang bergetar atau dengungan-dengungan.
Subfamili Gryllinae
(cengkerik-cengkerik
rumah dan lapangan)
Cengkerik-cengkerik
ini sangat mirip dengan cengkerik tanah, tetapi biasanya lebih besar
(panjangnya lebih dari 13 mm), dan warna nya bervariasi dari coklat hingga
hitam. Cengkerik-cengkerik lapangan adalah serangga-serangga yang sangat umum
pada padang-padang rumput , lapangan-lapangan terbuka, sepanjang sisi-sisi
jalan, dan di halaman-halaman, dan beberapa masuk ke rumah-rumah.
Subfamili
Brachytrupinae
(cengkerik-cengkerik
berekor pendek)
Alat
perteluran mereka sangat pendek dan seringakali tidak kelihatan, agak lebih
panjang dan ramping seperti pada kebanyakan cengkerik-cengkerik lainnya.
Cengkerik jeni ini kebiasaannya membuat lubang dan biasanya terdapat dalam
koloni-koloni, lubang galian mereka panjangnya 0,3 m atau lebih masuk ke dalam
tanah. Mereka menghabiskan siang dengan berada di dalam lubang dan keluar pada
malam hari.
C. FAMILI
GRYLLOTALPIDAE
(cengkerik
penggali tanah (gangsir))
Gangir
adalah serangga-serangga yang berbulu kapok (berambut kecil) yang lebat
berwarna kecoklatan dengan sungut yang pendek, dan tungkai-tungkai depannya
sangat lebar dan membentuk sekop. Serangga-serangga ini membuat lubang dalam
tanah yang lembab, biasanya dekt kolam-kolam aliran air, seringkali 150-200 mm
di bawah permukaan. Terdapat sebuah tympanum pada tibia depan, dan yang jantan
menyanyi
0 komentar:
Posting Komentar